"Jika
ini perintah Ilahi, Dia takkan pernah menyia-nyiakan iman dan amal kami."
Lalu mereka bertindak.
Mereka padukan tekad untuk taat dengan rasa hati yang kadang masih berat.
Mereka satukan keberanian melangkah dengan gelora jiwa yang bertanya-tanya.
Perpaduan itu membuat mereka memejamkan mata. Ya, memejamkan mata.
Begitulah para peyakin sejati. Bagi mereka hikmah hakiki tak selalu muncul di awal pagi.
Mereka harus bersikap di tengah keterhijaban akan masa depan.
Cahaya itu belum datang, atau justeru terlalu menyilaukan.
Tapi mereka harus mengerjakan perintahNya.
Seperti Nuh harus membuat kapal,
seperti Ibrahim harus menyembelih Ismail,
seperti Musa harus menghadapi Fir'aun dengan lisan gagap dan dosa pembunuh,
seperti Muhammad dan para sahabat harus menghayunkan pedang-pedang mereka kepada kerabat yang terikat darah namun terpisah oleh aqidah.
Lagi-lagi mereka memejamkan mata.
Jika ada perintahNya yang berat bagi kita, mari pejamkan mata untuk menyempurnakan keterhijaban kita.
Lalu kerjakan.
Mengerja sambil memejam mata adalah tanda bahawa kita menyerah pasrah pada TanganNya yang telah menulis takdir kita.
Tangan yang menulis musibah dan kesulitan sebagai sisipan bagi nikmat dan kemudahan.
Tangan yang mencipta kita, dan padaNya jua kita akan pulang..
-Dalam Dakapan Ukhwah.
*currently fall in love with Salim A. Fillah.~
Lalu mereka bertindak.
Mereka padukan tekad untuk taat dengan rasa hati yang kadang masih berat.
Mereka satukan keberanian melangkah dengan gelora jiwa yang bertanya-tanya.
Perpaduan itu membuat mereka memejamkan mata. Ya, memejamkan mata.
Begitulah para peyakin sejati. Bagi mereka hikmah hakiki tak selalu muncul di awal pagi.
Mereka harus bersikap di tengah keterhijaban akan masa depan.
Cahaya itu belum datang, atau justeru terlalu menyilaukan.
Tapi mereka harus mengerjakan perintahNya.
Seperti Nuh harus membuat kapal,
seperti Ibrahim harus menyembelih Ismail,
seperti Musa harus menghadapi Fir'aun dengan lisan gagap dan dosa pembunuh,
seperti Muhammad dan para sahabat harus menghayunkan pedang-pedang mereka kepada kerabat yang terikat darah namun terpisah oleh aqidah.
Lagi-lagi mereka memejamkan mata.
Jika ada perintahNya yang berat bagi kita, mari pejamkan mata untuk menyempurnakan keterhijaban kita.
Lalu kerjakan.
Mengerja sambil memejam mata adalah tanda bahawa kita menyerah pasrah pada TanganNya yang telah menulis takdir kita.
Tangan yang menulis musibah dan kesulitan sebagai sisipan bagi nikmat dan kemudahan.
Tangan yang mencipta kita, dan padaNya jua kita akan pulang..
-Dalam Dakapan Ukhwah.
*currently fall in love with Salim A. Fillah.~
No comments:
Post a Comment